Kawan, mungkin saat ini sudah banyak Sobat Blogger yg sudah lebih dulu berbagi tentang artikel mengenai kisah perjuangan hidup seorang Zhang Da ini, namun biarlah, saya pun juga ingin mencoba berbagi kisah tersebut, sekedar berharap, semoga bisa memberi manfaat, terutama untuk kita yang saat ini merasa benar-benar terpuruk & tersudut pada keadaan & kesulitan yg membelit.
Karena saya berpikir, ada pelajaran berharga, ada sesuatu yg luar biasa dibalik nama seorang bocah kecil yg bernama Zhang Da.
Iya, Zhang Da, begitu saya membaca kisahnya, yg awalnya secara tidak sengaja saya mendapatkan cerita tersebut dari email yg dikirim oleh seorang teman / kenalan, & saya mngenalnya juga masih sebatas di Dunia Maya saja, & teman tersebut mengaku bahwa Dia merantau & bekerja jauh di Guangzhou, China (entah beneran di China atau cuma di sekitar Pelosok Indonesia saja...hehehee, tapi biarlah, cukup kita ambil positifnya saja, ambil hikmah & niat baiknya). Yg pasti, teman saya tersebut pasti berharap yg terbaik, agar saya, & kita semua bisa lebih sabar & lebih kuat menjalani hidup ini, dengan berkaca pada kisah hidup & kerasnya perjuangan hidup Zhang Da. :)
Wookeeiihh Kawan, nggak usah terlalu bertele - tele, ntar makin lama bisa-bisa makin pusing kepala kita.... :)
Sekarang silahkan Kawan" langsung baca aja ceritanya yaach, & jangan lupa sambil nyeeruupuut secangkir kopi, + sebatang rokok . B-)
Berikut sepenggal kisah tentang Zhang Da,
Sebuah nama...Zhang Da, begitulah, menurut cerita & berita, "Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.
Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat? maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini untuk melihat semangatnya yang luar biasa.
Zhang Da sangat istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang terbaik diantara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10 orang yang luarbiasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da yang paling luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China.
Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya.
Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da Merawat Papanya yang Sakit.
Sejak umur 10 tahun, ia mudaa tanggufgjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya.Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu,ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun,maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.
"Aku Mau Mama Kembali"
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya.
Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya ?
mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya ?
mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit ?
mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya ?
Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya.
Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya. Tidak semua orang bisa sekuat & sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini, tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kekuatan & kemampuan yg istimewa untuk menjalani ujian hidup di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi, pasti ada jalan keluarnya.
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah. Zhang Da boleh dibilang langka, karena sangat berbeda dengan anak-anak modern.
Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.
Ada anak yang sudah sekolah di SD masih disuapi, dan memakai bajupun masih dibantu.
Kawan, mungkin hikmah yg bisa kita petik dari kisah Zhang Da adalah: Bahwa ternyata potensi & daya juang seorang anak, sering sekali baru akan nampak/ terlihat, justru ketika si anak tersebut sedang ditimpa & ditempa dengan kesulitan, andai saja langkah setiap anak selalu kita permudah, maka kecil kemungkinan kreatifvitas dan daya juang anak tersebut untuk tumbuh. Dan ada benarnya juga, jika kakek saya dahulu sering berpesan, ” JANGAN MUDAHKAN HIDUP ANAK & CUCU KITA HARI INI, KARENA, ITU HANYA AKAN MENYESATKAN & MENYULITKANNYA DI KEMUDIAN HARI.”
Kawan, klo membaca kisah Zhang Da, saya jadi teringat pada masa kecil dulu, waktu masih bersama Kakek & Nenek dikampung, Kakek & Nenek sering sekali menasehatkani, jika aku saat ini mengajarkanmu untuk belajar, bekerja, & berjuang dengan keras & gigih dalam menjalani hidup, mengertilah, itu semua demi kebaikanmu sendiri, meski bukan saat ini, tapi kelak, jika kamu sudah beranjak dewasa, & mulai belajar memahami arti hidup yg sesungguhnya. Mungkin sekarang kamu akan sangat marah & sulit memahaminya, mungkin kamu akan berkata, Kakek & Nenekmu ini sungguh orang yg kejam, tapi simpanlah dalam- dalam di lubuk hatimu, tanamkan yg kuat dalam ingatanmu, bahwa ini bukanlah satu kekejaman, tapi ini semua Kakek & Nenek lakukan demi kebaikan kamu. Terima kasih Kakek, terima kasih Nenek, tiada warisan yg lebih berharga selain ilmu yg Kalian ajarkan.
Kawan, sekarang sudah saatnya untuk kita berfikir lebih jauh & lebih dalam lagi, jika Zhang Da saja mampu, bagaimana dengan diri kita ? apakah kita juga mampu ?
Semoga saja, yach.... semoga saja kita mampu.
Wallahu a'lam.